1 Suicide
Emile Durkheim
menulis sebuah buku yang berjudul “Suicide”. Dalam bukunya ini ia berpendapat
bahwa bila ia dapat menghubungkan sebuah perilaku individu seperti bunuh diri
dengan sebab – sebab social (fakta sosial) maka ia akan dapat menciptakan
alasan meyakinkan tentang pentingnya disiplin sosiologi. Dan ia juga tertarik
terhadap penyebab yang berbeda – beda dalam rata – rata perilaku bunuh diri di
kalangan kelompok, wilayah, negara, dan di kalangan golongan individu yang
berbeda. Argumen dasarnya adalah bahwa sifat dan perubahan fakta sosial lah
yang menyebabkan perbedaan rata – rata bunuh diri.
Studi
Durkheim tentang bunuh diri merupakan contoh pragmatis dari bagaimana
seharusnya sosiolog menghubungkan teori dan penelitian (Merton, 1968). Ia
memilih studi tersebut karena persoalan ini relatif merupakan fenomena konkret
dan spesifik. Selain itu alasan utamanya adalah untuk menunjukan kekuatan
disiplin sosiologi.
Bunuh
diri secara umum merupakan salah satu tindakan pribadi dan personal. Durkheim
tertarik terhadap kenapa suatu kelompok memiliki angka bunuh diri lebih tinggi
di banding kelompok lain.
Durkheim
menawarkan dua cara yang saling berhubungan untuk mengevaluasi angka bunuh
diri. Cara pertama adalah dengan membandingkan suatu tipe masyarakat atau
kelompok dengan tipe lain. Cara ke dua yaitu melihat perubahan angka bunuh diri
dalam sebuah kelompok dalam suatu rentang waktu. Durkheim mengakui bahwa setiap
individu mungkin punya alasan sendiri – sendiri kenapa ia bunuh diri, meskipin
itu bukanlah alasan sebenarnya.
Durkheim
memulai suicide dengan menguji dan menolak serangkaian pendapat alternative
tentang bunuh diri. Yang penting adalah metode empirisnya dalam menyisihkan
faktor – faktor yang berbeda di luar dan tidak releven agar bisa mendapatkan
sesuatu yang ia anggap sebagai penyebab utama bunuh diri.
Durkheim
menyimpulkan bahwa faktor penting dalam perbedaan angka bunuh diri akan
ditemukan dalam perbedaan level fakta sosial.
2 Rule
of the sociological Method
Rule of the
sociological Method merupakan buku kedua yang telah di buat oleh Durkheim.
Dalam bukunya ini beliau menekankan bahwa tugas sosiologi adalah mempelajari
apa yang ia sebut sebagai fakta – fakta sosial. Dimana ia membayangkan fakta
sosial sebagai kekuatan (forse) (Takla dan Pope,1985) dan struktur yang
bersifat eksternal dan memaksa individu. Studi tentang kekuatan dan struktur
berskala luas ini – misalnya, hukum yang melembaga dan keyakinan moral bersama
– dan pengaruhnya terhadap individu menjadi sasaran studi banyak teoritisi
sosiologi di kemudian hari (misalnya Persons).
Dalam buku ini,
ia membedakan antara dua tipe fakta sosial. Material dan non material. Fakta
sosial material seperti birokrasi, hukum dan sebagainya, sedangkan fakta sosial
non material seperti kultur, institusi sosial dan lain – lainnya.
Kemudian ia
juga mengklaim dalam buku ini bahwa masyarakat yang sehat bisa di ketahui
sosiolog akan menemukan kondisi yang sama dalam masyarakat lain yang sedang
berada pada level yang sama. Karena itu, Durkheim menjelaskan dan membela ide
tersebut, yaitu Durkheim berpendapat bahwa sosiolog mampu membedakan antara
mesyarakat sehat dan masyarakat patologis. Dimana jika di masyarakat tidak
berada dalam kondisi yang biasanya mesti di milikinya, maka bisa jadi
masyarakat itu sedang mengalami patologis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar